www.kudusmu.id – Dalam rangka memperingati milad ke-108 H/105 M Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kudus menggelar resepsi milad di aula SMP 1 Muhammadiyah Kudus malam kemarin. Acara diisi pengajian, pentas seni, hingga pemberian penghargaan mewarnai pada acara puncak perayaan milad.
Acara ini dihadiri Ketua Bidang Hukum Hak Asasi Manusia dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekali gus mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M Busyro Muqoddas. Hadi pula, perwakilan bupati Kudus, organisasi perangkat daerah (OPD) Kudus, Forkopinda, serta sejumlah ketua DPC dan DPD partai.
Rangkaian perayaan milad diawali dengan penampilan pentas seni. Di antaranya, rebana, tari, hingga qiroah. Setelah itu, penyerahan penghargaan kepada peraih medali olimpicad di Bandar Lampung kepada sembilan orang. Masing-masing, Fathiyya Salsabila Azzahra yang memperoleh mendali emas olimpiade matematika, Muhammad Syaiful memperoleh medali emas cabang otomotif, serta Afl ah Nor Rohman dan Alfi an Nor M peroleh medali perak cabang desain website SMK.
Lalu, Efka Tsabita Imania memperoleh medali emas olimpiade fi sika SMA, Glanzennia Aulia Syahrin memperoleh medali perak ISMU in English, Alfan Ayatullah meraih medali perak ismu in Arabic; Edwin Firmansyah, Tito Amin Ash Shiddiqiey, dan Afi f Nurul Isnaini peraih medali emas musabbaqoh fahmil Qur’an.
Penyerahan penghargaan diberikan Ketua PDM Kabupaten Kudus Ahmad Hilal Madjdi. Ada pula penyampaian laporan perayaan milad dari Ketua Panitia Milad Muhammadiyah Rusydal Hakim hingga sambutan-sambutan.
Kemudian, ditutup dengan pengajian yang diisi M Busyro Muqoddas. Dia menceritakan sejarah berdirinya Muhammadiyah. ”Sejak KH Ahmad Dahlan sampai Haedar Nashir, Muhammadiyah diurus dengan ikhlas lillahita’ala. Diwujudkan dengan hidup berorganisasi yang tertib, sehingga bisa memiliki banyak perguruan tinggi,” kata mantan ketua KPK periode 2010-2011 ini.
Dia melanjutkan, KH Ahmad Dahlan berkata, hidup-hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan mencari-cari penghidupan di Muhammadiyah. Kata-kata tersebut selalu diamalkan, meski Muhammadiyah memiliki perguruan tinggi yang mewah, tapi gaji rektor sedikit. (ruq/lin)