www.kudusmu.id – Kudus (Ahad, 01/04) Dengan semboyan “Siapa Menanam Siapa Mengetam”. MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus turut berpartisi mengirimkan 6 peserta Ceria Pandu Athfal. Di antara mereka yakni; Mas Kresno, Mas Gibran, Mas Ibat, Mbak Naila, Mbak Audi dan Mbak Nabila.
Ke-6 siswa ini merupakan bagian dari Kontingen Kwarda GKHW Kabupaten Kudus. Bertindak sebagai pendamping kegiatan ini adalah Ustadzah Dwi Marliana. Kegiatan yang menitik beratkan pada ta’aruf antar Pandu Athfal se-Jateng ini dilaksanakan dalam rangka membina kemandirian peserta.
Adapun Kwarda GKHW Kab. Kudus secara keseluruhan mengirimkan 2 kuntum putra dan 2 kuntum putri, yang masing-masing kuntum terdiri dari 10 peserta. Dengan demikian, total peserta dari kontingen Kwarda Kab. Kudus adalah 40 anak yang berasal dari siswa-siswi MI/SD Muhammadiyah se-Kab. Kudus.
Kegiatan yang dihelat di Dokdiklatpur (Depo Pendidikan dan Latihan Tempur) Klaten Selatan ini diikuti 1.250 peserta dari 34 Kab./Kota se-Jawa Tengah. Memahami keberagaman dalam kreativitas, serta saling kenal-mengenal merupakan tujuan utama kegiatan. Untuk itu kegiatan ini dikemas dalam bentuk pentas seni, out bound, pioneering, rihlah, dan hasta karya.
Kegiatan ini dibuka hari Jum’at, 30 Maret dan akan ditutup hari Ahad, 1 April 2018. “Sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah. Ragu dan bimbang lebih baik pulang”, demikian pesan Jendral Sudirman yang menjadi salah satu penyemangat peserta untuk mengikuti kegiatan ini hingga tuntas. Lebih-lebih di tempat ini, para peserta setiap hari juga menyaksikan kebersamaan, kemandirian dan kedisiplinan para prajurit TNI yang siap diberangkatkan ke medan tempur setiap saat ini.
Lebih baik mandi peluh di medan latihan daripada mandi darah di medan tempur. Demikian salah satu slogan Prajurit TNI dalam menjalani menu latihan setiap hari. Semangat ini telah ditanamkan oleh salah satu perintis TNI, yakni seorang aktifis Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang tak lain adalah Panglima Besar Jendral Sudirman. Sosok sahaja dan disiplin kelahiran Rembang, Purbalingga yang mengawali karirnya sebagai seorang pendidik di SD Muhammadiyah Cilacap. (sby/ mimudaku)