muhkudus.id – Sabtu (22/7) MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus (Mimudaku), menggelar Acara Sosialisasi Wali Murid Kelas 1-6. Dalam acara sosialisasi tersebut, Mimudaku juga meluncurkan program tahunan dari Kepala Madrasah. Acara sosialisasi tersebut dibuka oleh penampilan anak-anak yang tergabung dalam kelompok musik jawa, yakni anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler unggulan dari Mimudaku. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah karawitan. Anak-anak membawakan tembang “Gugur Gunung”, “Suwe Ora Jamu”, dan lain sebagainya.
Kegiatan tersebut diawali dengan laporan sekaligus sambutan dari Kepala MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus. Kepala Madrasah menyampaikan bahwa untuk tahun pelajaran 2017/2018, Mimudaku melaksanakan Kurtilas (Kurikulum 2013), yakni dimulai dari kelas 1 dan kelas 4. Beliau juga menjelaskan bahwa yang melaksanakan Kurtilas bukan hanya dari Madrasah kami saja. Akan tetapi, pelaksanaan Kurtilas untuk tahun pelajaran 2017/2018 dilaksanakan oleh semua sekolah yang ada di Kabupaten Kudus dan sekolah tersebut terdiri atas berbagai jenjang pendidikan. Baik Tingkat Sekolah Dasar hingga Tingkat Sekolah Atas.
Kepala Madrasah juga menyampaikan ekstrakurikuler unggulan yang lainnya, yakni Anggar. Anggar dari tim sekolah kami telah melaju pada Lomba Tingkat Nasional, namun posisi kami masih dalam 16 besar. Oleh karena itu, tahun ini kami berharap lebih pada ekstrakurikuler anggar tersebut, agar dapat meraih posisi yang lebih tinggi lagi.
Program yang selanjutnya adalah Tahfidz Juz ke-30. Untuk tahfidz sudah kami laksanakan ketika acara akhirussanah, yaitu dengan menggelar Uji Tahfidz Terbuka. Dalam uji tahfidz terbuka ini telah kami uji kemampuannya dalam menghafal juz ke-30. Sebelum kami tampilkan dalam acara akhirussanah, kami uji dari pihak dalam terlebih dahulu. Para penguji tersebut memang andal dalam bidangnya. Penguji tersebut adalah Ustadz Subagiyo, Ustadzah Nurul Khikmah, dan Ustadzah Hanik Hidayati. Alhamdulillah yang benar-benar telah teruji lulus ada sebanyak 15 siswa. Kelima belas anak tersebut benar-benar telah teruji kemampuan menghafalnya. Kami buktikan dengan Uji Tahfidz terbuka ketika acara akhirussanah. Dalam acara akhirussanah, penguji datang dari wali murid, guru, tamu undangan, Komite Madrasah, Pengawas Madrasah Kec. Kota, hingga Ketua Majlis Dikdasmen PCM Kota Kudus.
“Alhamdulillah program ini telah berhasil membuahkan hasil kepada alumni atau lulusan dari sekolah kami, yakni Mimudaku. Hal tersebut terbukti, 53% dari anak didik kami yang lulus dapat diterima di Pondok, baik pondok dalam Kab. Kudus maupun Luar Kab. Kudus. Yakni sebanyak 17 anak didik kami berhasil masuk Pondok. Dua anak didik kami berhasil masuk Pondok Muallimin Yogyakarta, atas nama Anggito Abimanyu dan Muhammad Primus Fathoni. Salah satu anak didik kami berhasil masuk Pondok Gontor I, Jawa Timur atas nama Hasan Aulia Rahman. Dua anak masuk di pondok asal Yogyakarta. Kemudian Pondok asal Kendal, Klaten, Bojonegoro, Solo, masing-masing satu anak didik kami. Tidak ketinggalan kami juga mengirimkan anak-anak didik kami untuk menuntut ilmu di Pondok Muhammadiyah Kudus sebanyak 5 anak. Kami kirimkan ke MBS Muhammadiyah Kudus sebanyak 3 anak. SMP Muhammadiyah 1 Kudus sebanayak 6 anak. Sebagian kecil 3%, anak didik kami masuk MTsN, yakni hanya satu anak. Kemudian sebanyak 44%, anak didik kami menuntut ilmu diberbagai SMP terkemuka di Kab. Kudus”, papar Ustadzah Partini, selaku Kepala Madrasah.
Acaranya selanjutnya, sharing antara wali murid dengan pihak sekolah. Dalam season sharing ini, diwakilkan oleh 3 penanya. Yakni dari Bapak Ali Zamroni, wali murid dari Ananda Zayyana Muthia Aly, Bapak Sutrimo, wali murid dari Ananda Azkya Huwaidaa, dan Bapak Haris, wali murid dari Ananda Tata.
Acara berikutnya, Sambutan dari Komite Mimudaku, yakni Bapak Sulistiyanto. Beliau memaparkan dan banyak mengucapkan terima kasih kepada Mimudaku. Karena dua putranya berhasil masuk ke Pondok Muallimin Yogyakarta. Putra sulungnya masuk Pondok Muallimin pada dua tahun yang lalu. Putra keduanya masuk Pondok Muallimin Yogyakarta pada tahun ini. Beliau berharap, kedepannya akan lebih banyak lagi lulusan dari Mimudaku dapat mengikuti jejak senior-seniornya, yakni masuk Pondok Muallimin Yogyakarta ataupun masuk pondok-pondok Muhammadiyah lainnya. Beliau juga menuturkan bahwa pentingnya untuk tidak memaksakan kehendak terhadap anak. Beliau menitikberatkan pada revolusi budaya. Beliau menegaskan bahwa, biarkan anak memilih hal-hal yang disukainya meski hal tersebut bertentangan dengan apa yang orang tua inginkan. Karena mereka akan menjadi lebih hebat dari yang bayangkan sesuai dengan hal-hal yang disukainya. Hal tersebut dapat menjadikan anak-anak kita menjadi luar biasa. Beliau berharap sinergi antara wali murid dengan pihak sekolah tetap terjaga dan semakin mengakrabkan jalinan silaturahim.
Ada salah satu pengalaman dari seorang wali murid. Beliau ditanya, mengapa anak-anak yang pintar dan pandai dalam akademik malah disekolahkan ke pondok? Mengapa tidak disekolahkan SMP Negeri yang favorit saja? Beliau pun tanpa segan menjawab, “Kapan lagi pemimpin-pemimpin Negeri ini dipimpin oleh orang-orang islam yang pintar akademik juga pandai dalam agama islam. Karena 10 tahun yang akan datang, anak-anak kamilah yang akan menjadi pemimpin di Negeri ini. Jadi, inilah saatnya membuktikan bahwa pondok bukan diisi oleh orang-orang yang kurang pandai. Sekarang zaman sudah berubah, pondok-pondok di Negeri ini sudah diisi oleh orang-orang pandai dan cerdas. Mereka cerdas dalam akademik dan juga cerdas masalah agama.
Kami dari pihak dewan guru seketika menitikkan air mata ketika mendengar kata-kata tersebut. Hati kami bergetar mendengar pemimpin-pemimpin masa depan Negeri ini dipimpin oleh orang-orang pandai dan agamis. (keoshi / mpi kudus)