MencetakJejak Sejarah
AKAR BERDIRINYA Aisyiyah tidak bisa dilepas kan kaitannya dari akar sejarah. Spirit berdirinya Muhammadiyah telah mengilhami berdirinya hampir seluruh organisasi otonom yangada di uhammadiyah, termasuk Aisytyah. Sejakmendirikan Muhammadiyah, Kiai Dahlan sangatmemperhatikan embinaan terhadap wanita. Anak-anak perempuan yang potensial dibina dan dididikmenjadi pemimpin, erta dipersiapkan untuk menjadi pengurus dalam organisasi wanita dalam Muhammadiyah. Di antara ereka yang dididik Kiai Dahlan ialah Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti- Busyro (putri beliau endiri), Siti Dawingah, dan Siti Badilah Zuber.
Anak-anak perempuan itu (meskipun usianya baru ekitar 15 tahun) sudah diajak memikirkan soal-soal kemasyarakatan. Sebelum Aisyiyah secara kongkret erbentuk, sifat gerakan pembinaan wanita itu baru merupakan kelompok anak-anak perempuan yang enang berkumpul, kemudian diberi bimbingan oleh KHA Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan elajaran agama. Kelompok anak- anak ini belum merupakan suatu organisasi, tetapi kelompok anak-a nak ang diberi pengajian. Pendidikan dan pembinaan terhadap wanita yang usianya sudah tua pun ilakukan juga oleh Kiai Dahlan dan istrinya (Nyai Dahlan). Ajaran agama Islam tidak memperkenankan engabaikan wanita. Mengingat pentingnya peranan wanita yang harus mendapatkan tempat yang layak, Kyai Dahlan bersama-sama KHA. Dahlan mendirikan kelompok pengajian wanita yang anggotanya terdiri para gadis-gadis dan orang-orang wanita yang sudah tua.Dalam perkembangannya, kelompok pengajian wanita itu diberi nama Sapa Tresna.
Sapa Tresna belum merupakan organisasi, hanya suatu gerakan pengajian saja. Oleh karena itu,untuk memberikan suatu nama yang kongkrit menjadi suatu perkumpulan, K.H. Mokhtarmengadakan pertemuan dengan KHA. Dahlan yang juga dihadiri oleh H. Fakhrudin dan Ki Bagus Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya di rumah Nyai Ahmad Dahlan. Awalnya iusulkan nama Fatimah, untuk orga- nisasi perkumpulan kaum wanita Muhammadiyah itu, tetapi nama itu tidak diterima oleh rapat.
Haji Fakhrudin kemudian mengusulkan nama Aisyiyah yang kemudian iterima oleh rapat tersebut. Nama Aisyiyah dipandang lebih tepat bagi gerakan wanita ini karena didasari pertimbangan bahwa perjuanganwanita yang akan digulirkan ini diharapkan dapat meniru perjuangan Aisyah, isteri Nabi Muhammad, yang selalu membantu Rasulullah dalam berdakwah. peresmian Aisyiyah dilaksanakan bersamaan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei 1917 M. Peringatan Isra’ Mi’raj tersebut merupakan peringatan yang diadakan Muhammadiyah untuk pertama kalinya. Selanjutnya, K.H. Mukhtar memberi bimbingan administrasi dan organisasi, sedang untuk bimbingan jiwa keagamaannya dibimbing langsung oleh KHA. Dahlan.
Pesan Kiyai Dahlan setelah kepengurusan Aisyiyah secara resmi terbentuk ialah sebagai berikut:
- Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela.
2. Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
3. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan Allah hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan.
4. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam. 5. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan peperjuangan Pada tahun 1919, dua tahun setelah berdiri, Aisyiyah merintis pendidikan dini untuk anak-anak dengan nama Frobel, yang merupakan Taman Kanan-Kanak pertama kali yang didirikan oleh
bangsa Indonesia. Selanjutnya Taman kanak-kanak ini diseragamkan namanya menjadi TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang saat ini telah mencapai 5.865 TK di seluruh Indonesia.
Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu pilar perjuangan Aisyiyah dicanangkan dengan mengadakan pemberantasanbuta huruf pertama kali, baik buta huruf arab maupun latin pada tahun 1923. Dalam kegiatan ini para peserta yang terdiri dari para gadis dan ibu- ibu rumah tangga belajar bersama dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia publik. Selain itu, pada tahun 1926, Aisyiyah mulai menerbitkan majalah organisasi yang diberi nama Suara Aisyiyah, yang awal berdirinya menggunakan Bahasa Jawa. Melalui majalah bulanan inilah Aisyiyah antara lain mengkomunikasikan semua program dan kegiatannya termasuk konsolidasi internal organisasi.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, Aisyiyah juga termasuk organisasi yang turut memprakarsai dan membidani terbentuknya organisasi wanita pada tahun 1928. Dalam hat ini, Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita lain bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan dan kebodohan. Badan federasi ini diberi nama Kongres Perempuan Indonesia yang sekarang menjadi KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Lewat federasi ini berbagai usaha dan bentuk perjuangan bangsa dapat dilakukan secara terpadu.
Aisyiyah berkembang semakin pesat dan menemukan bentuknya sebagai organisasi wanita modern. Aisyiyah mengembangkan berbagai program untuk pembinaan dan pendidikan wanita. Diantara aktivitas Aisyiyah ialah Siswa Praja Wanita bertugas membina dan mengembangkan puteri- puteri di luar sekolah sebagai kader Aisyiyah. Pada Kongres Muhammadiyah ke-20 tahun 1931 Siswa Praja Wanita diubah menjadi Nasyi’atul Aisyiyah (NA). Di samping itu, Aisyiyah juga mendirikan Urusan Madrasah bertugas mengurusi sekolah/ madrasah khusus puteri, Urusan Tabligh yang mengurusi penyiaran agama lewat pengajian, kursus dan asrama, serta Urusan Wal’asri yang mengusahakan beasiswa untuk siswa yang kurang mampu. Selain itu, Aisyiyah pada tahun 1935 juga mendirikan Urusan Adz-Dzakirat yang bertugas mencari dana untuk membangun Gedung ‘Aisyiyah dan modal mendirikan koperasi.
Perkembangan Aisyiyah selanjutnya pada tahun 1939 mengalami titik kemajuan yang sangat pesat. Aisyiyah menambah Urusan Pertolongan (PKU) yang bertugas menolong kesengsaraan umum. Oleh karena sekolah-sekolah putri yang didirikan sudah semakin banyak, maka Urusan Pengajaran pun didirikan di Aisyiyah. Di samping itu, Aisyiyah juga mendirikan Biro Konsultasi Keluarga. Demikianlah, Aisyiyah menjadi gerakan wanita Islam yang mendobrak kebekuan feodalisme dan ketidaksetaraan gender dalam masyarakat pada masa itu, serta sekaligus melakukan advokasi pemberdayaan kaum perempuan.
Perkembangan Mutakhir
Amal Usaha Aisyiyah
Menjelang seabad gerakannya, Aisyiyah saat ini telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan Daerah Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2.332 Pimpinan Cabang Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan 6.924 Pimpinan Ranting Aisyiyah (setingkat Kelurahan).
Selain itu, Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak di berbagai bidang, yaitu: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal usaha Aisyiyah bidang pendidikan saat ini berjumlah 4.560, terdiri dari Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Pendidikan Tinggi.
Sedangkan amal usaha bidang Kesehatan berupa Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan Posyandu secara keseluruhan berjumlah 280 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai gerakan yang peduti terhadap kesejahteraan sosial masyarakat, Aisyiyah hingga kini memiliki 459 amal usaha seperti Rumah Singgah Anak Jalanan, Panti Asuhan, lembaga Dana Santunan Sosial, tim Pangrukti Jenazah dan Posyandu.
Aisyiyah berpendirian bahwa harkat martabat perempuan Indonesia tidak akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan ekonominya. Oleh karena itu, Aisyiyah mengembangkan berbagai amal usaha pemberdayaan ekonomi ini datam bentuk koperasi (termasuk koperasi simpan pinjam), Baitul Mal wa Tamwil, toko/kios, Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA), home industri, kursus ketrampilan dan arisan. Jumlah amal usaha di bidang ini mencapai 503 buah.
Aisyiyah juga mengembangkan beragam kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang peningkatan kesadaran kehidupan bermasyarakat. Hingga saat ini amal usaha yang mencakup pengajian, Qoryah Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji (KBIH), badan zakat infaq dan shodaqoh serta musholla berjumlah 3.785.
Identitas, Visi dan Misi
Identitas
Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber pada Al-Quran dan Assunnah.
Visi ideal
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Visi Pengembangan Tercapainya usaha-usaba Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Misi
Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan meliputi:
- Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
- Meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
- Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
- Meningkatkan semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
- Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.
- Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
- Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
- Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
- Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
- Meningkatkan komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
- Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.
Jaringan Kerjasama
Sejak berdiri, Aisyiyah telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di uar negeri. Pada masa pergerakan nasional, kerjasama lebih ditujukan untuk menjalin semangat persatuan untuk perjuangan melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Pada tahun 1928, Aisyiyah menjadi salah satu pelopor berdirinya badan federasi organisasi wanita Indonesia yang sekarang dikenal dengan nama Kongres Wanita indonesia (KOWANI)
Beberapa lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah pernah menjadi mitra kerja Aisyiyah datam rangka kepentingan sosial bersama, antara lain: Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Peningkatan Peranan Wanita untuk Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), Yayasan Sayab Ibu, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOlWI) dan Majetis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu, Aisyiyah juga melakukan kerjasama dengan lembaga dari luar negeri dalam rangka kesejahteraan sosial, program kemanusiaan, sosialisasi, kampanye, seminar, workshop, melengkapi prasarana amal usaha, dan lain-lain. Diantara lembaga dari luar negeri yang pernah bekerjasama dengan Aisyiyah adalah: Oversea Education Fund (OEF), Mobil Oil, The Pathfinder Fund, UNICEF, UNESCO,WHO, John Hopkins University, USAID, AUSAID, NOVIB, The New Century Foundation, The Asia Foundation, Regional Islamicof South East Asia Pasific, World Conference of Religion and Peace, UNFPA, UNDP, World Bank, Partnership for Governance Reform in Indonesia, beberapa kedutaan besar negara sahabat, dan lain-tain.
Program Pemberdayaan Ekonomi
Sebagai organisasi perempuan yang bergerak datam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan.
Dengan visi “Tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, Majetis Ekonomi Aisyiyah bergerak memberdayakan ekonomi rakyat kecil dan menengah serta mengembangkan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan itu antara lain: mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak 1426 buah di Wilayah, koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/toko dan pembinaan ekonomi keluarga.
Kesehatan
Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat, Aisyiyah mengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup metalui pendidikan. Saat ini Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 Klinik Bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Beberapa program kesehatan yang dikembangkan antara lain: peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak yang dikelota oleh Aisyiyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of development yang tidak hanya sebagai tempat mengobati orang sakit, tetapi mampu berperan secara optimal dalam mengobati lingkungan masyarakat.
Aisyiyah metalui Majetis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga metakukan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan menular, penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA, bahaya merokok dan minuman keras, dengan menggunakan berbagi pendekatan dan bekerjasama dengan berbagi pihak, meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, menyelenggarakan pilot project sistem pelayanan terpadu antara lembagakesehatan, dakwah sosial dan terapi psikologi Islami.
Pendidikan
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan Aisyah metalui Majetis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Majetis Pendidikan Tinggi, Aisyíyah mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa.
Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT, berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan.
Saat ini Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengeloaan dan pembinaan terhadap: 86 Kelompok Bermain/Pendidikan Anak Usia Dini, 5.865 Taman Kanak-Kanak, 380 Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan luar sekolah. Aisyiyah jugadipercaya oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, Aisyiyah memiliki 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh Indonesia.
Selain itu, Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah Putri secara integratif dan professional yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju masyarakat madani.
PROGRAM MAJELIS MAJELIS TABLIGH
Untuk merealisasikan prinsip dan tujuan dakwahnya, Aisyiyah memiliki berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Majetis Tabligh. Majetis ini bergerak dalam urusan kajian Islam kontekstual, dakwah dan pengamalan Islam. Dengan visi untuk menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan keagamaan untuk mencapai masyarakat madani, Majelis Tabligh mengembangkan gerakan-gerakan Dakwah Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan masyarakat, mengembangkan materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas mubalighat.
Beberapa program dan kegiatan yang telah dan sedang ditindaklanjuti oleh majetis ini antara lain:
1.Pembinaan kelompok pengajian, saat ini berjumlah sebanyak 12.149 di seluruh Indonesia.
2.Membina sebanyak 10.329 mubalighat di seluruh Indonesia.
- Mengembangkan desa binaan sebanyak 285 di beberapa daerah tertentu di Indonesia.
4.Sosialisasi program pembinaan Keluarga Sakinah di Wilayah/ Daerah/ Cabang/ Ranting.
- Menindaklanjuti dan mengembangkan program Qoryah Thoyyibah yakni pengembangan semacam desa percontohan islami dengan mengoptimalkan semua potensi dan sektor baik agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,maupun hubungan sosial Sebagai pelaksanaan awalnya Aisyiyah telah mengadakan proyek uji coba Qoryah Thoyyibah di dusun Mertosanan Wetan, Potorono, Banguntapan, Bantul, DIY sejak 1989.
- Merevitalisasi Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ).
- Meningkatkan usaha pencegahan sejak dini bahaya miras, napza, demoralisasi, seks bebas, kriminalitas dan bentuk penyakit sosial lainnya.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengajian.
- Menerbitkan buku-buku yang diperuntukkan bagi umum maupun kalangan sendiri untuk melengkapi kegiatan dakwah, dan lain-tain.
MAJELIS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pemahaman tentang kesejahteraan sosial yang diperjuangkan Aisyiyah adalah terciptanya suatu kondisi ideal dari tata kehidupan masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur, yaitu suatukehidupan bahagia sejahtera penuh limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT. di dunia dan akhirat. Dengan demikian tercipta suatu titik keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah ataupun aspek material dan spiritual.
Sejak berdirinya, kegiatan kesejahteraan sosialAisyiyah telah dimulai dalam bentuk membantu kaum miskin dan anak yatim. Dalam perkembangan saat ini, program kesejahteraan sosialAisyiyah tersistem ke dalam unit-unit kegiatan sosial antara lain:
- Kepedulian dan usaha-usaha pelayanan danpenyantunan bagi kelompok masyarakat
dhuafa/miskin
- Pengembangan dan pemberdayaan lembaga-tembaga sosial yang dikelola oleh Aisyiyah seperti panti asuhan, panti jompo, balai latihan, rumah singgah, dan lain-lain.
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin di perkotaan dan pedesaan.
- Pelayanan korban dan penanggulangan bencana/musibah.
- Advokasi publik yang menyangkut masalah- masalah sosial di berbagai lapisan masyarakat.
- Mengembangkan pola pencegahan dan pemberian bantuan terhadap korban trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan lain-tain.
MAJELIS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan dan lingkungan hidup telah menempati posisi yangsangat serius dalam gerakan Aisyiyah. Dengan misisebagai penggerak terwujudnya masyarakat danlingkungan hidup yang sehat, Aisyiyah kemudianmengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup metalui pendidikan.
Program-program yang dikembangkan antara lain:
- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak Aisyiyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of development, tidak hanya sebagai tempat mengobati orang sakit, tetapi mampu berperan optimal dalam mengobati lingkungan masyarakat.
- Melakukan kampanye peningkatan keadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan menular.
3.Penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA, bahayamerokok dan minuman keras, metalui berbagai pendekatan dan bekerjasama dengan berbagai pihak.
4.Meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan
- Menyelenggarakan pilot project system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan, dakwah sosial dan terapi psikologi Islami.
6.Melakukan kampanye sadar lingkungan dan pentingnya pelestarian lingkungan hidup bagi kehidupan manusia metalui pendidikan. Saat ini Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan sekurang-kurangnya 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 Klinik Bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh Indonesia.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan Aisyiyah, majetis ini mengembangkan visi pendidikan Aisyiyah yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa. Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri,cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT, Majetis ini mengembangkan dan menangani masalah pendidikan dari usia pra TK sampai Sekolah Menengah Umum dan keguruan.
Saat ini majelis ini telah dan tengah melakukan pengeloaan dan pembinaan sebanyak: 86 Kelompok Bermain/ Pendidikan Anak Usia Dini, 5865 Taman Kanak-Kanak, 380 Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan Luar Sekolah. Saat ini Aisyiyahjuga dipercaya oleh Pemerintah untukmenyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di seluruh Indonesia.
MAJELIS EKONOMI
Sebagai organisasi perempuan yang bergerakdalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukankehidupan masyarakat khususnya dalampengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dengan visi “tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, majetis ekonomi bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat kecil dan menengah serta pengembangan-pengembangan ekonomikerakyatan.
Beberapa program majetis ekonomi antara lain:
- Mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak 1426 buah di wilayah,Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/took dan pembinaan ekonomi keluarga.
- Menumbuhkan dan mengembangkan koperasi serta Lembaga Keuangan Mikro yang berbadan hokum
- Meningkatkan partisipasi ‘Aisyiyah dalam pembelaan dan penguatan termasuk advokasi terhadap Tenaga Kerja Indonesia, khususnya Tenaga Kerja Wanita.
- Membangun jaringan dengan berbagai pihak dalam rangka mengembangkan ekonomi umat
- Melakukan advokasi dan perlindungan konsumen, dan lain-tain.
MAJELIS PENDIDIKAN KADER
(Kontak email: [email protected])
Majetis ini menangani masalah kaderisasi dan pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah Putri secara integratif dan professional yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju masyarakat madani. Program-program yang dikembangkan oleh majelis ini antara lain:
- Mengembangkan system pengkaderan yang mampu menghasilkan kader yang berkualitas. Saat ini Majetis Pembinaan Kader membina 617 instruktur, 1419 kader serta 108 kajian.
- Peningkatan kualitas pembinaan kader baik dalam bentuk kursus, pelatihan, sekolah- sekolah formal, maupun studi lanjut.
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader ulama perempuan, serta kader ‘lintas ilmu dan profesi’ untuk penguatan gerakan Aisyiyah, dan lain-lain.
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan serta pendidikan Aisyiyah khususnya, majetis ini bertugas untuk membina, mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Aisyiyah di seluruh Indonesia, serta memberikan bahan pertimbangan guna menentukan kebijakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan tinggi Aisyiyah. Dengan visi “terbentuknya masyarakat muslim yang memiliki keilmuan, keislaman dan keorganisasian dakwah Muhammadiyah-Aisyiyah”, majetis ini mengembangkan program-
program antara lain:
- Kajian isu-isu aktual pendidikan serta penelitan positioning PTA di masyarakat.
- Penyusunan data base, renstra, serta Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk PTA.
- Peningkatan kualitas pendidikan serta sinergi dan kerjasama dengan berbagi pihak, dan lain-Lain.
Saat ini Majetis Pendidikan Tinggi Aisyiyah membawahi 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh Indonesia.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan kajian tentang masalah atau isu-isu yang berkembang, baik mengenai organisasi maupun masalah sosial yang terkait dengan sikap perempuan dan organisasi, seperti kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak dan perdagangan anak, peran politik perempuan, diskriminasi gender, dan lain-lain. Sebagai institusi yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan yang mendinamisasi gerakan dakwah Aisyiyah, LPPA diharapkan mampu menyediakan dukungan data dan informasi metalui kegiatan pengkajian, penelitian dan kegiatan pengembangan lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi dalam mencapai visi dan tujuan Aisyiyah.
Program kerja LPPA dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni:
- Divisi pengkajian dan penelitian: melakukan pengkajian dan penelitian tentang keperempuanan, keagamaan, sosial, dan organisasi dan isu-isu aktual yang terkait dengan usaha Aisyiyah untuk
- Divisi Basis Data: membentuk pusat data dan informasi untuk mendukung dinamika gerakan, baik internal maupun eksternal.
- Divisi /slamic Civil Society (ICS): terkait dengan kegiatan pengembangan khususnya penguatan ICS melalui pendidikan kewarganegaraan seperti meningkatkan kesadaran,wawasan dan partisipasi warga Aisyiyah khususnya dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju kehidupan yang demokratis serta berbagai kegiatan peneingkatan kapasitas lainnya.
LEMBAGA KEBUDAYAAN
Lembaga ini terbentuk dalam rangka merespon perubahan budaya yang berkembang dengan cepat akibat adanya perkembangan teknologi dan informasi yang demikian pesat. Selain untuk menjaga agar transformasi kebudayaan tersebut tetap berada datam garis ajaran Islam, lembaga ini bertujuan untuk menggali dan memasyarakatkan kreatifitas budaya sebagai bagian dari gerakan dakwah sehingga bisa terwujud masyrakat Islam serta budaya islami yang sebenar-benarnya.
Program lembaga kebudayaan Aisyiyah antara lain:
- Meningkatkan perhatian terhadap masalah- masalah sosial budaya seperti kesenian,perubahan budaya masyarakat termasuk gaya hidup masyarakat, kepariwisataan dan aspek sosial budaya lainnya yang mempengaruhi perkembangan masyarakat disertai upayapengembangan khasanah Islami.
- Mengimplementasikan tuntutan dakwah cultural yang tidak bertentangan dengan ajaranIslam.
- Mengembangkan seni budaya religious dengan symbol-simbol yang mudah diterima masyarakat datam kerangka dakwah Islam, diantaranya menerbitkan buku Dongeng Indah, Aisyiyah dan Seni Pertunjukan Ekspresi Islam datam Simput Budaya.
LEMBAGA HUBUNGAN ORGANISASI, HUKUM DAN ADVOKASI (LHOHA)
Lembaga ini bertujuan untuk membangun dan menjalin hubungan kerjasama dalam rangka memperluas sayap gerakan untuk mencapai tujuan organisasi. Lembaga ini juga melakukan komunikasi dengan pihak-pihak lembaga/organisasi lain yang dapat mendorong tercapainya visi dan misi organisasi, yang tidak terbatas ada agama, ras, suku dan golongan. Program LHOHA diarahkan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Pengembangan komunikasi dan kerjasama antar organisasi dan ormas Islam
- Advokasi kebijakan publik untuk kepentingankeaditan masyarakat.
- Partisipasi pada upaya penegakan hukum dan penyusunan peraturan perundang-undangan.
- Peningkatan kesadaran hukum masyarkat.
- Advokasi hukum dan hak asasi manusia.
- Pengkajian berbagai peraturan perundang- ndangan khususnya terkait dengan hukum Islam dan masalah perempuan.
LEMBAGA HUMAS DAN PENERBITAN
Merupakan lembaga yang mengkomunikasikan segala kegiatan, program serta kebijakan organisasi kepada pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal serta membentuk citra posistif Aisyiyah di masyarakat luas. Beberapa program fokus kegiatan lembaga ini antara lain:
- Publikasi dan sosialisasi program dan kegiatan Aisyiyah termasuk opinion leader tokoh Aisyiyah
- Sosialisasi pencitraan positif Aisyiyah
- Menggatang dan menjaga kerja sama dengan stakeholder Aisyiyah baik dalam maupun luar negeri
Selain itu lembaga ini juga membawahi divisi penerbitan Aisyiyah, SUAR A AISYIYAH yaitu majalah bulanan yang telah terbit sejak tahun 1926 sampai sekarang. Suara Aisyiyah adalah majalah wanita tertua di Indonesia yang perkembangannya dapat diikuti sejak zaman kolonial Belanda, zaman Jepang hingga zaman kemerdekaan.
Selain sebagai alat organisasi yang mempublikasikan program-program Aisyiyah, majalah bulanan ini juga alat yang strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan penyadaran pada warga Aisyiyah khususnya akan peran perempuan dalam dunia domestik dan publik.
Sumber : muhammadiyah.or.id